Sekitar 60 orang dari pemerhati pertanian, PSE berbagai paroki mengikuti pelatihan pertanian lanjutan dari pelatihan sebelumnya. Antusias peserta begitu besar dilihat dari tema yang diangkat sangat menarik. Dibuka oleh Rm. Ari selaku ketua PSE Keuskupan Agung Semarang dengan memperlihatkan tanaman cabe jumbonya yang dipupuk dengan pupuk organik cair sejak benih. Tanaman lebih tahan terhadap gangguan hama dan buahnya lebih bagus. Pupuk cair organik merupakan hasil pelatihan sebelumnya.
Pemaparan juga disampaikan oleh Pak Widodo yakni seorang praktisi budidaya tanaman hias yang dulunya merupakan seorang tokoh pendidikan dan kini lebih memilih menjadi petani sehingga menekuni pertanian bahwa tanaman membutuhkan mikrobakteri untuk keberlangsungan perkembangannya.
Pupuk cair organik dibuat dari bahan alami dari tanaman rempah-rempah, empon empon/ tanaman rimpang. Konsep kerja pupuk cair organik yaitu meningkatkan sistem kekebalan, melakukan tindakan preventif terhadap serangan yang merugikan dari luar. Diibaratkan seperti manusia zaman dahulu yang meminum jamu tidak hanya saat masuk angin maupun sakit, namun karena khasiat dari rempah-rempah yang mampu meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah masuk angin.
Sesi berikutnya yaitu pengenalan hidroponik yang disampaikan oleh Pak Kabul dari Semarang yang tergabung dalam Tim Pembina SMK Theresiana Bandungan dalam pendidikan pertanian organik. Pak Kabul yang lulusan teknik mesin dan memiliki usaha di Bandung memilih menjual aset usahanya dan ke Semarang memulai usaha hidroponik.
Semenjak kuliah Pak Kabul suka akan tanaman khususnya dengan media air. Kunci menanam dengan metode hidroponik yaitu penguasaan Ph air, kandungan O2 dalam air dan cahaya matahari. Sangat disarankan menggunakan green house agar terhindar dari insektisida. Memang hidroponik menghabiskan biaya besar namun keunggulannya yaitu karena semua bisa dihitung secara presisi maka dikalkulasi pencapaian target bisa sesuai (kecil kemungkinan meleset).
Hidroponik disesuaikan dengan keadaan geografis daerah juga. Prinsip hidroponik yaitu saling tarik menariknya ion dengan katioan sehingga hal inilah yang menjadikan akar tanaman dalam air tidak busuk. Bisa mencapai target berat tanaman sesuai yang diinginkan, panenan tidak perlu dicuci dan pangsa pasar yang luas (supermarket, RS, hotel). Banyak pertanyaan yang diajukan oleh peserta yang menunjukkan bahwa rasa ingin tahu dan ketertarikan tinggi.
Acara dilanjut makan malam dan sehabis itu diisi selingan dengan praktek teknik mengenten (menyambung batang ketela) oleh Pak Widodo. Kemudian disinggung sedikit mengenai perhitungan menentukan harga jual. Tiap komoditi memiliki perhitungan sendiri. Sesi terakhir yaitu penyampaian rencana bisnis oleh Rm. Deni. Dibacakan oleh beliau mengenai evaluasi dari bisnis plan yang sudah dibuat pada pelatihan sebelumnya. Konsep dalam bisnis plan yaitu semua dihitung dengan uang. Bagaimana strategi mengenai addict value, manajemen resiko, dan cara berinovasi.