SEMARANG – Para buruh dampingan LPUBTN KAS boleh berbangga. Pasalnya, kehadiran Rumah Inspirasi Buruh (RIB) telah menjadi wadah berkegiatan bagi para buruh, yang hari ini bekerja di seputaran Kawasan Industri Kaligawe Kota Semarang. RIB menjadi lambang transformasi pemberdayaan buruh di kawasan tersebut. Gereja hadir dan berkolaborasi dengan masyarakat luas tanpa sekat sosial, agama, maupun latar belakang apapun. Mereka tergabung dalam satu wadah pemberdayaan buruh dengan fasilitas yang memadahi, untuk bercocok tanam serta produksi hasil-hasil kerajinan tangan. Menurut Ketua Stasi Banjardowo Gereja Santo Ignatius Loyola Yohanes Viperiyanto, para buruh difasilitasi RIB sebagai wujud partisipasi umat dalam pemberdayaan sosial. “Kita terus menggelar kegiatan-kegiatan bersama-sama, seperti pelatihan-pelatihan membuat kue, membuka penggarapan lahan di RIB oleh para buruh dampingan LPUBTN, serta keterlibatan aktif lainnya dalam rangka mewujudkan kesejahteraan bersama,” ujar Pak Feri, panggilan akrab guru fisika SMPN 1 Mranggen, Demak tersebut di saat pemaparan menyambut para peserta FPBN 2020, Jumat (14/2/2020).
Bertempat di aula Stasi Banjardowo, Feri bersama para buruh dampingan LPUBTN bekerja sama dan warga stasi menghidupkan RIB. Di atas lahan seluas seperempat hektar tersebut, ditanami jagung, cabai, dan pepaya dalam jumlah besar. Selain itu, di lahan RIB juga terdapat kolam ikan seluas kurang lebih 5 x 7 meter persegi yang secara berkala diisi macam-macam jenis ikan air tawar layak konsumsi, seperti lele dan nila merah. Ditambah lagi keberadaan ruang teduh, dan dilengkapi lampu untuk mendukung pengerjaan kerajinan tangan para buruh, serta umat stasi.
“Dukungan ini sangat berarti bagi kami, tanpa ada keterbukaan dan semangat pemberdayaan yang sama, hampir tidak mungkin para buruh dampingan LPUBTN bisa mengeluar bakat, serta kreativitas mereka untuk hidup mandiri dan sejahtera,” ujar Ketua Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI) Jawa Tengah Mulyono.
Untuk segala kebaikan stasi dan pendampingan LPUBTN yang intens, para buruh yang sebagian besar bergabung dalam salah satu perusahaan garmen di Semarang itu merasa bersyukur dan berterima kasih. Mereka menganggap bahwa atas segala perjuangan dalam bingkai kebersamaan, serta dukungan dari berbagai pihak, mampu mendorong perubahan hidup ke arah yang lebih baik.
Dalam kunjungan FPBN ini selain mengunjungi RIB, para peserta juga menggelar diskusi di aula stasi, serta menikmati jagung-jagung bakar hasil olahan para umat dan buruh dampingan LPUBTN. Atas segala perjuangan ini, maka LPUBTN di bawah koordinasi Caecilia Isti Sumiwi mengambil peran untuk bertransformasi mendukung pemberdayaan yang mampu mengangkat kesejahteraan bersama. (Army)